Campur Bawur, Tradisi Unik Warga Ngraho Kecamatan Kedungtuban Peringati 1 Suro

BLORA. 1 Muharram (1 Suro) merupakan awal tahun pada penanggalan Jawa atau penanggalan Islam. Sebagian besar kalangan masyarakat Jawa menganggap pada hari itu memiliki keistimewaan tersendiri. Sehingga menjadikan 1 Suro sebagai hari besar yang harus mereka rayakan.

Tak terkecuali yang dilakukan warga Dukuh Betekan Desa Ngraho Kecamatan Kedungtuban, sebagai bentuk peringatan 1 Muharram 1436 H yang bertepatan dengan hari Sabtu (25/10) warga setempat melakukan tradisi yang disebut Campur bawur. Yakni tradisi syukuran di perempatan jalan desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Menjelang petang Bakda Asyar, puluhan warga mulai berbondong-bondong membawa berbagai jenis tumpengan menuju perempatan jalan desa. Prosesi dimulai pukul 17.00 WIB yang dipimpin oleh sesepuh warga "mudin". Setelah menggelar berbagai doa, berbagai jenis tumpengan ditukarkan kepada warga lain.


Menurut Agus Riyanto, warga Ngraho, Campur bawur merupakan tradisi rutin warga untuk memperingati 1 Suro. Hanya Dukuh Betekan Desa Ngraho yang memperingati tradisi tersebut.

"Campur bawur merupakan acara rutin warga yang diperingati setiap 1 Suro yang digelar pada sore hari. Bertempat di perempatan jalan desa. Dan hanya dukuh Betekan yang melakukan tradisi tersebut," kata Agus.

Agus mengungkapkan, Campur bawur menjadi ruang bagi warga untuk berkumpul, menjunjung kembali tradisi turun temurun, bersilaturahmi "bebarengan" dan berdoa berharap terhindar dari berbagai bala serta meminta keselamatan bagi seluruh warga.

"Tradisi ini bertujuan untuk tolak bala, dan meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," ungkapnya.

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Desa di Kecamatan Kradenan

Cara Mengatasi Anis Kembang Macet Bunyi

Batu akik American Star asli dan palsu