Sejarah Desa di Kecamatan Kradenan
A.
Sejarah Kecamatan Kradenan
Asal mula kecamatan Kradenan
adalah dahulu sebelum pembentukan wilayah administrasi pada orde baru, pusat
pemerintahan berada di Dukuh Kradenan, Desa Mendenrejo, setelah adanya
pembentukan ini, Kabupaten Blora memilih pusat Desa Mendenrejo menjadi lokasi
baru bagi kantor pemerintahan Kecamatan Kradenan, karena lokasinya yang lebih
strategis. Hal inilah yang membuat masyarakat Kecamatan Kradenan dan masyarakat
sekitar Kradenan lebih sering menyebut daerah Mendenrejo, dibanding Kecamatan
Kradenan.
Selain asal mula nama Kradenan,
terdapat pula asal-usul nama-nama tiap desa/kelurahannya, yakni sebagai berikut
:
1.
DESA SUMBER
Konon ada saudagar yang sakti
dari negeri Cina yang hendak berlayr di Tuban Jawa Timur tapi bermaksud tidak
untuk berdagang tetapi untuk mengadu kesaktiannya. Saudagar itu bernama bacak
ngilau yang ingin mengadu kesaktiannya dengan sunan Bonang Raden Makdum Ibrohim
dari Tuban.
Dalam peperangannya bacak
ngilau masuk dalam tanah dan dikejar oleh Sunan Bonang hingga keluar lagi dari
dalam tanah, tepatnya di desa Menden yang sekarang dinamakan gua sentono,
munculnya bacak ngilau itu berbentuk gua di tepi bengawan solo desa Menden.
Setelah bacak ngilau mengakui kesaktian sunan Bonang da menjadi
pengikutnya. Setelah berperang dengan
bacak ngilau maka sunan Bionang kembali ke Tuban. Dalam perjalanannya melewati
sebuah daerah ketika itu sudah menjelang waktu sholat. Untuk menunaikan sholat,
sunan bonang mencari air untuk wudhu dengan kesaktiannya. Pada akhirnya sunan
bonang mencapkan tongkatnya ke dalam tanah dan memohon kepada sang Kuasa untuk
diberi air. Permohonannya dikabulkan oleh Allah SWT sehingga keluarlah sumber
air yang bening dari bekas tongkat tersebut. Kemudian sunan Bonang wudhu dan
menjalankan sholat. Dan kini daerah itu disebut dengan Desa sumber.
2.
DESA NGRAWOH
Pada zaman dahulu desa
Ngrawoh terkenal sebagai tempat rawuhan para pembesar-pembesar, karena
terkenalnya sebagai tempat rawuhan maka disebutlah desa Ngrawoh.
3.
DESA MOJOREMBUN
Singkat cerita terjadi adu
kesaktian antara bacak ngilau dengan Sunan Bonang. Dalam peperangan tersebut
Bacak ngilau kalah. Dalam keadaan yang letih lelah dan lunglai bacak ngilau
pasrah dan sumenden ( sekarang menjadi Desa Mendenrejo yang artinya pasrah ).
Sekembalinya sunan Bonang
dari goa sentono menuju tuban beliau menemui sebuah wilayah hutan yang penuh
dengan pohon mojo, sebuah pohon yang rimbun dan daunnya lebar serta buahnya
bulat warna hijau seperti bola namun
rasanya pahit. Atas kekaguman sunan Bonang maka daerah tersebut dinamakan Desa
Mojorembun.
4.
DESA NGLUNGGER
Nglungger berasal dari kata
Nglingger yang berarti tidur lelap. Dahulu terdapat dua desa yang ada di
Nglungger yaitu Desa Weni dan Desa Nglungger dan akhirnya digabung menjadi satu
menjadi Desa Nglungger yang sekarang.
5.
DESA MEDALEM
Ada seorang putri kerabat
Keraton Majapahit bernama Sekar Pudak, orang-orang biasa menyebutnya dengan
nama Samirah, Nyai Rondo Medalem, Mbah Buyut Rondo Njambi, yang pada
pengembaraannya dalam upayanya mencari sang suami yang merupakan salah satu
senopati Mojopahit pada Perang Mojopahit melawan Demak sampai pada daerah yang
sekarang Medalem, yang pada waktu itu belum berpenghuni. Dalam pencariannya
Sekar Pudak tetap tidak mau bersuami, kemudian mengangkat anak dan mendirikan
kampung. Kampung tersebut diberi nama Medalem sesuai dengan nasibnya yaitu
“Kemedalen” yang dalam bahasa jawa berarti terlalu keluar.
6.
DESA MEGERI
Desa Megeri diambil dari nama
dukuh kecil yang ada di desa Megeri yang artinya pinggir kali. Kata orang tua
bahwa dulu yang memimpin desa Megeri yang pertama kali berada di dukuh tersebut
karena perkembangan penduduk akhirnya yang dulunya geri diganti nama dengan
Megeri.
7.
DESA NGLEBAK
Desa Nglebak sejak dahulu
ketika ada orang menyeberang lewat sungai bengawan barat ke timur tidak memakai
prahu. Mereka langsung nglebak lalu klelep. Pada waktu itu lalu dinamakan
Nglebak.
8.
DESA NGINGGIL
Nginggil dalam bahasa jawa
artinya adalah atas, desa ini diberi nama nginggil karena letaknya yang lebih
tinggi disbanding desa lainnya.
9.
DESA GETAS
Konon menjelang runtuhnya
kerajaan majapahit yang berdiam diri di daerah ini yang bernama mpu pakuwojo
dan berprofesi sebagai pandai besi , khusus membuat keris, sedangkan besi yang
di tempa mudah putus (getas dalam bahasa jawa). Dari kejadian tersebut maka
desa itu disebut dengan desa Getas.
10. DESA MENDENREJO
Pada peperangan antara bacak
ngilau dengan sunan bonang bacak ngilau kalah. Ketika itu bacak ngilau
semendhen (bersandar) pada sebuah pohon, bacak ngilau mendapat berbagai petuah,
nasehat, dan wejangan dari sunan Bonang tentang nilai kehidupan, ketuhanan dan
berbagai hal dalam rangka penyempurnaan hidup atau hidup sejati. Mendengar
semua itu bacak ngilau menampakkan sikap yang semendhen (pasrah) ke hadapan
Sunan Bonang.
Begitu sejarah singkat tentang desa Mendenrejo.
Sumber ://