|
Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Kradenan hingga kemarin masih tinggi permukaan airnya. (jo-infoblora) |
BLORA. Menyusul dibukanya pintu air Waduk Gajahmungkur Wonogiri, debit air Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Blora mengalami kenaikan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyikapinya dengan menugaskan sejumlah stafnya untuk memantau perkembangan debit air sungai terpanjang di Jawa tersebut.
‘’Kami sebar sejumlah staf maupun relawan di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang ada di Blora, mulai dari Kecamatan Kradenan hingga Kecamatan Cepu. Mereka memantau perkembangan terkini debit air,’’ ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Blora, Sri Rahayu, kemarin.
Menurutnya, berdasarkan hasil pemantauan tersebut, debit air Bengawan Solo mengalami peningkatan signifikan. Ketinggian permukaan air dilaporkan naik antara 50 cm hingga 100 cm. Hanya saja, Sri Rahayu menegaskan ketinggian permukaan air itu masih dalam taraf normal. ‘’Jarak aman masih sekitar dua hingga tiga meter,’’ tandasnya.
Dari informasi yang diterimanya, Sri Rahayu menjelaskan, dua pintu air Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri dibuka beberapa sentimeter sejak beberapa hari lalu. Dibukanya pintu air tersebut menyebabkan debit air Bengawan Solo meningkat. Pasalnya, air dari waduk tersebut mengalir ke Bengawan Solo.
Batas Aman
Ditambah lagi hujan yang turun di sejumlah daerah hulu sungai menjadikan ketinggian permukaan air Bengawan Solo naik dan berarus deras. ‘’Hanya saja ketinggian air masih dalam batas aman,’’ tegasnya.
Meski begitu, Sri Rahayu mengemukakan, kewaspadaan terhadap banjir akibat meluapnya air sungai Bengawan Solo tetap harus dilakukan, terutama bagi masyarakat yang bermukim sekitar DAS Bengawan Solo. Apalagi saat ini musim hujan masih berlangsung.
‘’Tentu kita semua tidak mengharapkan adanya banjir. Namun semua potensi bencana banjir itu harus tetap diwaspadai,’’ ujar Sri Rahayu yang baru menjabat kalakhar BPBD sejak dua bulan lalu.